“The Prize of Creativity and Tolerance†untuk Penyair Maroko Anissa Taouil di Hari Puisi Indonesia Internasional (2018)
Penyair Maroko Anissa Taouil Hassouna telah dianugerahi “Hadiah Kreativitas dan Toleransi” di Hari Puisi Indonesia Internasional yang diselenggarakan di kota Banjarmasin selama 5-7 Oktober 2018. Wali kota H. Ibnu Sina dan Komite Hari Puisi Indonesia Internasional telah memberinya hadiah sebagai pengakuannya sebagai wanita Arab pertama yang menulis puisi dalam Bahasa Indonesia dan untuk tema-tema toleransi, kedamaian, dan budaya yang ditekuni. diberikan dan diambil. Selain menulis puisi dalam lima bahasa (Arab, Inggris, Perancis, Spanyol, dan Bahasa Indonesia), sebagai dosen di Universitas Hassan II Casablanca, ia telah memainkan peran penting dalam diplomasi universitas dengan memberikan konferensi dan pelajaran di banyak beberapa universitas di Indonesia.
Di Banjarmasin, ia berpartisipasi dalam semua kegiatan, di pada malam hari tanggal 5 Oktober 2018, ia meluncurkan bukunya yang ditulis dalam lima bahasa My Book of Many Colors (2017) di Rumah Anno, kemudian di pagi hari Sabtu 6 Oktober 2018, ia memberi mengikuti konferensi di Universitas ULM University konferensi "The Why and How of poetry" di mana dia membahas tema dan teknik puisi dalam budaya yang berbeda. Kemudian, di malam hari membaca sebuah puisi dalam Bahasa Indonesia “Indonesia: Surga di Asia” dan puisinya dalam bahasa Arab “Berasal Saya Asal Saya” ditampilkan di layar dengan bacaannya, musik latar latar musik dan gambar berbagai kota dan monumen Maroko.
Setelah menerima hadiah, ia mendedikasikannya terlebih dahulu kepada Raja Maroko Raja Mohammed VI, kemudian ke terhadap hubungan bilateral yang baik antara Maroko dan Indonesia dan akhirnya kepada para pembacanya di Maroko dan di seluruh dunia. Dia juga menambahkan: “Terima kasih Indonesia telah menjadi negara yang toleran toleransi, untuk menciptakan perwujudan budaya seperti Hari Puisi Indonesia Internasional untuk memberikan kepada kita, penyair yang berbeda dari seluruh dunia untuk mengekspresikan diri, bertukar ide dan mengirim pesan toleransi dan perdamaian. Meskipun perbedaan kami kami berbeda, kami semua bisa hidup bersama secara harmonis berkat prinsip toleransi, budaya memberi dan menerima dan serta dialog agama.”