Pencegahan Infeksi Virus Zika Seperti DBD
Virus Zika menjadi perbincangan dunia saat ini. Penyebaran virusnya sedang terjadi di Amerika Latin, bahkan hingga Eropa dan Asia. Meski belum ditemukan korban di Indonesia, masyarakat tetap perlu mewaspadai kemungkinan terinfeksinya virus Zika ini.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa infeksi ini pernah ditemui di Indonesia. Terlebih vektor pembawa virus ini, yaitu nyamuk Aedes Aegypti memang terdapat di Indonesia. Nyamuk tersebut diketahui juga membawa penyakit infeksi DBD dan Chikungunya.
Karena dibawa oleh nyamuk yang sama, upaya pencegahan virus Zika pun dapat disamakan dengan pencegahan DBD.
Penyakit virus Zika sama seperti infeksi virus demam berdarah yaitu penyakit yang bisa ditekan kasusnya jika kita dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk, temukan jentik dan sosialisasikan 3 M (Mengubur, Menguras, dan Menutup) yang sudah menjadi slogan Kementerian Kesehatan, yaitu mengubur barang bekas, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan pemberian bubuk abate.
Saat ini musim hujan sudah datang, karena itu upaya pencegahan infeksi dari nyamuk Aedes Aegypti perlu ditingkatkan.
Bagaimana gejala virus Zika? Seperti infeksi virus pada umumnya, pada awal penyakit pasien akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi.
Beda dengan infeksi virus Dengue, pada infeksi ini mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis. Pasien juga akan merasakan sakit kepala.
Pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih seperti umumnya infeksi virus lainnya. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit.
Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umumnya gejalanya ringan.
Dengan istirahat dan banyak minum pasien dapat sembuh. Obat-obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul yaitu jika gatal diberikan obat gatal dan jika demam diberikan obat demam.(Penulis: Dr. Ari Fahrial Syam)